Kejadiannya tanggal 11 Oktober 2008. Saat Touring Nanjak ke Warung Bandrek. Seperti biasa tanjakan "putus asa" selalu menjadi cobaan terberat terutama bagi Dimas sang pemula berbobot besar. Tetapi Dimas berhasil melaluinya walau harus TTB (ga kaya Paulus)
Ahirnya setelah perjuangan yg melelahkan, Dimas nyampe juga di Warban. Dengan lahap dia menikmati sop buah nya, walau kepalanya harus berbenturan dengan atap warban 2 kali
Hari sudah mulai panas. Rombangan akan memulai aksinya menuruni jalan off-road. Walaupun nyusruk 2 kali, tapi Dimas tetap tegar, tetap betahan, dan tetap mengenjot tanpa rasa takut.
Di tengah perjalanan rute berubah. Dimas tetap tegar walau harus nanjak lagi. Rute melewati pematang sawah yg sempit. Dimas, yg lebih lebar daripada pematang sawah, kehilangan keseimbangan dan nyusruk ke sawah. Kakinya terbenam ke sawah. Saat hendak kembali naik ke pematang ternyata sepatunya harus terlepas dari kakinya dan tertanam di sawah. Dimas pun menyimpan sepedanya di saluran air sebelah pematang sawah untuk mengurus sepatunya
Dimas tidak mungkin melanjutkan perjalanan tanpa sepatunya. Dimas pun harus turun ke sawah untuk mengambil sepatunya yg tertanam dalam di pematang sawah.
Dimas, yg lupa kakinya nancep dimana, terpaksa harus mengobok-obok hampir seluruh sawah untuk bisa menemukan sepatunya.
Setelah perjuangan yg sangat berlumpur, Dimas akhirnya bisa menemukan sepatunya.
Dimas dan sepatunya yg masih berlumpur akhirnya melanjutkan perjalanannya. Walau bertelanjang kaki danharus nanjak lagi, Dimas masih tetap tegar. Setelah sampai Tubagus Ismail Dimas mengucapkan permisi pulang untuk membersihkan dirinya dan sepatunya dari lumpur.
Ahirnya setelah perjuangan yg melelahkan, Dimas nyampe juga di Warban. Dengan lahap dia menikmati sop buah nya, walau kepalanya harus berbenturan dengan atap warban 2 kali
Hari sudah mulai panas. Rombangan akan memulai aksinya menuruni jalan off-road. Walaupun nyusruk 2 kali, tapi Dimas tetap tegar, tetap betahan, dan tetap mengenjot tanpa rasa takut.
Di tengah perjalanan rute berubah. Dimas tetap tegar walau harus nanjak lagi. Rute melewati pematang sawah yg sempit. Dimas, yg lebih lebar daripada pematang sawah, kehilangan keseimbangan dan nyusruk ke sawah. Kakinya terbenam ke sawah. Saat hendak kembali naik ke pematang ternyata sepatunya harus terlepas dari kakinya dan tertanam di sawah. Dimas pun menyimpan sepedanya di saluran air sebelah pematang sawah untuk mengurus sepatunya
Dimas tidak mungkin melanjutkan perjalanan tanpa sepatunya. Dimas pun harus turun ke sawah untuk mengambil sepatunya yg tertanam dalam di pematang sawah.
Dimas, yg lupa kakinya nancep dimana, terpaksa harus mengobok-obok hampir seluruh sawah untuk bisa menemukan sepatunya.
Setelah perjuangan yg sangat berlumpur, Dimas akhirnya bisa menemukan sepatunya.
Dimas dan sepatunya yg masih berlumpur akhirnya melanjutkan perjalanannya. Walau bertelanjang kaki danharus nanjak lagi, Dimas masih tetap tegar. Setelah sampai Tubagus Ismail Dimas mengucapkan permisi pulang untuk membersihkan dirinya dan sepatunya dari lumpur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "DIMAS : Man of this Month"